MENUJU INDONESIA EMAS MELALUI PENGEMBANGAN SAINS DAN TEKNOLOGI DI KALANGAN GENERASI Z

0 Comments

Laporan Kementerian Perencanaan dan Pembangunan (PPN) menjelaskan bahwa pada tahun 2045 Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi, di mana 60-70% penduduknya merupakan usia produktif yang siap mengembangkan inovasi-inovasi baru bagi kemajuan teknologi. Visi Indonesia Emas 2045 adalah impian besar bagi kita, terutama bagi bangsa yang menyiapkan generasi mudanya sebagai sumber daya manusia (SDM) yang dapat membantu menyelesaikan masalah bangsa dengan menggunakan ide, kreativitas dan inovasinya.

Menyongsong visi Indonesia 2045, generasi muda Indonesia diharapkan dapat mengambil peran dan tanggung jawab melalui penguasaan sains dan teknologi dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang lebih maju ke depannya. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) menyatakan di masa Indonesia Emas 2045, pemimpin bangsa adalah anak-anak muda kalangan Generasi Z di masa sekarang.

Penelitian McKinsey (2024) medeskripsikan bahwa Gen Z adalah generasi yang lahir pada tahun 1996 sampai 2010. Saat ini, identitas Gen Z telah dibentuk oleh era digital. Bahkan, mereka disebut sebagai penduduk asli digital karena Gen Z adalah generasi yang tumbuh bersamaan dengan pesatnya perkembangan internet. Kehidupan mereka biasanya bergantung pada teknologi informasi dan komunikasi, kehidupan mereka pun seolah tidak lepas dari gawai dan internet. Tak heran jika Gen Z memiliki pengetahuan yang luas tentang teknologi informasi dan komunikasi.

Karena tumbuh besar dengan media sosial, Gen Z juga lebih cermat dalam mengatur diri mereka di dunia maya dibandingkan generasi sebelumnya. Gen Z ini memiliki keunggulan mampu melakukan multitasking atau bisa melakukan berbagai kegiatan dalam satu waktu. Misalnya menggunakan komputer, memainkan sosial media, dan mendengarkan musik dalam waktu yang sama.

Namun, tidak semua Gen Z dapat menggunakan media daring dengan bijak. Mereka bisa menghabiskan waktunya seharian penuh hanya dengan bermain gawai. Padahal, mereka mengetahui bahwa gawai mempunyai dampak negatif jika digunakan secara berlebihan, bahkan bisa mengganggu fisik, mental dan emosional seseorang. Contohnya seperti postur badan tidak ideal, menjadi pribadi yang tertutup, mendapatkan gangguan tidur, suka menyendiri, dan pudarnya kreativitas. Dapat dikatakan, Gen Z ini sangat rentan terhadap kecanduan teknologi. Sedangkan, usia produktif pada masa bonus demografi tak lain adalah Generasi Z saat ini. Mereka adalah generasi penerus bangsa yang akan sangat memegang peranan penting, terutama dalam kemajuan sains dan teknologi. Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI dr. Eni Gustina, MPH menyampaikan bahwa nasib bangsa kita pada saat itu dipengaruhi oleh kualitas remaja kita saat ini.

Jika kesempatan bonus demografi tidak kita manfaatkan dengan baik, maka dapat membawa dampak buruk bagi Negara Indonesia. Salah satu contohnya adalah masalah sosial dimana terjadi ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang dapat membahayakan kelompok sosial, contohnya seperti kemiskinan, kesenjangan sosial, pengangguran, penurunan produktivitas, dan kriminalitas yang tinggi. Untuk menghindari masalah sosial, Gen Z perlu memanfaatkan kesempatan bonus demografi ini dengan sebaik-baiknya. Salah satu contohnya adalah dengan cara menerapkan 4C skills, yaitu: Critical Thinking (berpikir kritis), Creativity (kreativitas), Communication (berkomunikasi) dan Collaboration (bekerja sama) yang berorientasi pada STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics).

Sebagaimana telah dijelaskan, Gen Z pada umumnya memiliki karakterisktik yang unik terutama dalam berinteraksi dengan gawaitnya. Oleh sebab itu, diperlukan adanya pendekatan-pendekatan berbeda yang dapat merangsang Gen Z untuk dapat turut berperan aktif dalam mengembangkan ilmu dan teknologi (Nurhanurawati, 2019).

Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara mempromosikan permainan digital yang dapat dipadukan dengan materi-materi yang ada di dalam sains dan teknologi. Munculnya permainan seperti itu, diharapkan dapat mengedukasi Gen Z untuk mengenal lebih dekat berbagai materi yang terkait dengan sains dan teknologi. Tidak hanya itu, Gen Z juga dapat belajar dan mengembangkan materi-materi sains dan teknologi melalui media podcast. Mereka dapat mendengar cerita inspiratif dari sosok-sosok berpengalaman sehingga dapat memotivasi dalam mengasah kemampuan diri Gen Z dan mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan tentang IPTEK (UNDP, 2020). Gen Z pun bisa membagikan sebuah konten berorientasi pengembangan sains maupun teknologi terkini di sebuah platform media sosial secara kreatif dan inspiratif, menyalurkan pendapat, dan menghasilkan prospek baru melalui meme. Meme sendiri adalah ide, perilaku, dan gaya yang menyebar dari satu orang ke orang lain dalam suatu kerangka budaya tertentu.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat diambil suatu simpulan umum bahwa pengembangan sains dan teknologi di kalangan Gen Z membutuhkan satu keterampilan dasar yakni literasi digital. Literasi digital merupakan kecakapan dalam upaya memahami dan menggunakan media digital, informasi digital dan alat alat komunikasi. Dengan adanya literasi digital ini dapat memberi banyak manfaat yaitu menghemat waktu, memperoleh informasi dari berbagai sumber, proses belajar lebih mudah, dapat berinteraksi jarak jauh dan menambah kemampuan dalam berpikir lebih kritis serta bersosialisasi dengan lebih baik (Trilling, 2009).

Teknologi digital memberikan kesempatan bagi Gen Z untuk mengeksplorasi kreativitas dan inovasinya, terutama dalam bidang Sains dan Teknologi. Dengan literasi digital yang baik, mereka dapat menggunakan alat dan aplikasi digital untuk membuat konten kreatif, seperti gambar, video, musik, atau artikel dalam rangka menjelajahi berbagai bentuk ekspresi dan berbagi karya mereka.

Upaya meningkatkan kemampuan literasi digital Generasi Z dalam rangka pengembangan sains dan teknologi bisa dilakukan dengan cara paling mudah, yaitu dengan mengembangkan pemikiran yang kritis dan dilanjutkan dengan aksi positif. Berpikir kritis memiliki peran yang paling signifikan diantara tiga keterampilan lainnya, karena berpikir kritis dapat membantu Gen Z dalam menghadapi kompleksitas dan perubahan yang cepat. Teknologi yang berkembang pesat juga menuntut Generasi Z untuk berpikir kritis karena mampu membantu dalam memahami dan mengeavulasi informasi, serta tantangan dan pengambilan keputusan yang tepat dalam situasi yang beragam. Berpikir kritis ini bisa dilakukan dengan cara mulai mempertanyakan, menganalisis dan membuat penilaian yang objektif terhadap informasi yang telah didapatkan di internet atau media-media lainnya.

Pada akhirnya, sebagai modal manusia yang memegang peranan penting dalam menuju Indonesia emas, Generasi Z harus bisa memanfaatkan Sains dan Teknologi secara positif. Menggunakan sosial media dengan bijak, aplikasikan literasi digital dalam kehidupan sehari-hari dan pemanfaatan bidang sains secara positif adalah suatu hal yang bisa dilakukan. Jangan pernah takut gagal, karena bagi sejatinya tidak ada kata gagal bagi Gen Z yang positif. Yang ada hanya berhasil dan proses belajar. Dan kapan harus dimulai?  Dari sekarang. Jangan tunggu keren baru mulai, tapi mulailah sekarang untuk menjadi keren. Dengan begitu pengembangan sains dan teknologi Gen Z pada Indonesia Emas akan kita capai. Maju Terus Indonesiaku.

DAFTAR PUSTAKA

McKinsey. (2024). What is Gen Z? https://www.mckinsey.com/featured-insights/mckinsey-explainers/what-is-gen-z#/.

Trilling, Bernie dan Charles Fadel. (2009). 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times. https://ardian.id/wp-content/uploads/2018/10/21st_Century_Skills_Learning_for_Life_in_Our_Times____2009-3.pdf.

UNDP. (2020). 21st Century Skills for Youth. https://www.undp.org/sites/g/files/zskgke326/files/2023-07/SAP_21st%20Century%20Skills_English_Students%20Handbook.pdf.

Nurhanurawati. (2019). Inovasi Pembelajaran pada Generasi Z. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung: Inovasi Pembelajaran Media Digital Bagi Calon Guru MIPA Untuk Membentuk Generasi Z Yang Berkarakter. http://repository.lppm.unila.ac.id/19778/.

Kementerian Kesehatan. 2023. Kesehatan Jadi Upaya Transformatif Menuju Indonesia Emas 2045. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230616/2243273/kesehatan-jadi-upaya-transformatif-menuju-indonesia-emas-2045/.

Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. 2024. Menko PMK: Indonesia Emas 2045, Waktunya Generasi Muda yang Memimpin. https://www.kemenkopmk.go.id/menko-pmk-indonesia-emas-2045-waktunya-generasi-muda-yang-memimpin#:~:text=KEMENKO%20PMK%20%2D%2D%20Menteri%20Koordinator,Generasi%20Z%20di%20masa%20sekarang. Diakses pada 07 September 2024.

(Ditulis oleh Tafakanara Alsajada Detalenta Agna (Siswa SMA Global Madani kelas X 4).

Esai ini memperoleh juara 3 dalam lomba Esai Nasional Tingkat SMA/SMK/MA Se-Indonesia dalam Dies Natalis Universitas Negeri Lampung tahun 2024)

Bagikan ke sosial media 👇

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pos-pos Terbaru

Arsip

Kategori