TERAPKAN NASEC MELALUI LAILAN BIL WAHAH 2018
Bulan suci Ramadhan 1439 H telah hadir. Di bulan yang istimewa ini, dimana segala kebaikan akan berbalas dengan pahala yang berlipat ganda, umat Islam diwajibkan berpuasa dan berlomba-lomba melakukan kebaikan. Tujuannya tak lain adalah untuk mendapatkan gelar taqwa. Tentunya, semangat meraih gelar taqwa ini harus disertai dengan ilmu dan cara yang tepat. Oleh sebab itu SMA Global Madani menggelar kegiatan Lailan bil Wahah pada 30 Mei sampai dengan 1 Juni 2018 lalu. Secara garis besariatan ini merupakan serangkaian agenda untuk menguatkan dasar aqidah, menambah wawasan keislaman, meningkatkan kecintaan terhadap Al-Quran, melatih kemandirian, serta penguatan pembiasaan ibadah di bulan suci Ramadhan.
Lailan bil wahah 2018 yang diikuti oleh seluruh siswa dan siswi kelas X angkatan 7 bertema “Taklukkan Hati dengan Iman, Kokohkan Hati dengan Al-Qur’an”. Kegiatan ini dibuka dengan meriah dengan tabuhan rebana oleh perwakilan kelas X yang kemudian menyerahkan satu buah rebana untuk ditabuh oleh Mr. Rofi Darojat, Lc. M.H.I. sebagai simbol pembukaan kegiatan secara resmi. Kemudian, acara dilanjutkan dengan salat dhuha, tausyiah Ramadhan mengenai motivasi membaca Al-Qur’an yang disampaikan oleh Abi Hasan Basri, Lc., M.A., tahfiz camp, dan salat zuhur berjamaah.
Setelah zuhur peserta diberikan motivasi untuk memiliki target ibadah terbaik selama Ramadhan. Dipandu oleh Umi Ida Ardila, M.Pd. dan Umi Etika, S.Pd.I para peserta kemudian menulis target ibadah yang akan diraih dan menggantungkannya pada pohon target Ramadhan. Lalu, kegiatan dilanjutkan dengan lomba cepat tepat (LCT) Qur’an. Dalam LCT ini, tidak hanya siswa akan tetapi juga guru yang terlibat menjadi peserta. Selain nilai perjuangan dan sportivitas, kegiatan ini juga meningkatkan kerja sama dan rasa kekeluargaan.
Kegiatan pada hari pertama ini dilanjutkan dengan salat ashar, MCK, kultum jelang berbuka dari perwakilan siswa, ifthar, salat maghrib berjamaah, makan malam, salat isya berjamaah, salat tarawih dan witir berjamaah, dan ditutup dengan kegiatan forum group discussion (FGD). Dalam kegiatan FGD yang dipandu oleh Abah Naufal Umar, S.Pd. peserta diajak berpikir kritis tentang terorisme yang belakangan ini sedang hits di kalangan masyarakat Indonesia. Fokus yang dibahas adalah mengenai apa itu terorisme, mengapa remaja yang banyak menjadi target kaderisasi pelaksana terorisme, serta bagaimana mencegah dan menyembuhkan radikalisasi. Peserta juga diberi penguatan tentang bagaimana Islam yang sebenarnya, yaitu agama rahmatan lil alamin.
Kegiatan hari kedua diawali dengan salat tahajud, sahur bersama, salat subuh, dan fun walk. Ketika fun walk, peserta juga membagikan paket-paket baksos sembako kepada orang-orang yang membutuhkan yang ditemui di jalan. Baksos sembako ini dikumpulkan oleh seluruh siswa dan siswi kelas X dan XI sebagai wujud kesadaran sosial dan juga sedekah Ramadhan. Adapun alokasi baksos tersebut diberikan kepada orang yang kurang mampu di sekitar daerah Pramuka, komplek pemulung di daerah Bakung, dll. Kemudian, peserta melaksanakan MCK, salat dhuha, dan mengikuti acara inti yaitu praktik pengurusan jenazah. Dalam kegiatan tersebut, peserta dibagi kedalam 4 kelompok untuk secara bergantian belajar di pos yang berbeda yaitu memandikan, mengafani, menyalatkan, dan memakamkan jenazah. Peserta diharapkan mampu memahami pembelajaran ini dengan baik sehingga kelak dapat mengaplikasikannya ketika dibutuhkan.
Setelah salat zuhur dan beristirahat, para peserta menunjukkan bakat public speaking melalui lomba da’i/da’iah. Seluruh peserta menyampaikan ceramah mengenai Ramadhan dengan khas masing-masing. Peserta lain sebagai penonton pun sangat antusias menikmati ceramah yang disampaikan dengan luar biasa. Bahkan, dewan juri kebingungan untuk menentukan 3 pemenang lomba ini karena penampilan semua peserta sangat memukau.
Menjelang berbuka puasa, para peserta berbaris rapi untuk bergantian mengambil takjil yang telah disiapkan oleh panitia guru, OSIS, dan ROHIS. Dalam hal sederhana ini pun peserta mampu menunjukkan karakter tertib, sabar, dan sopan. Selain itu, kegiatan mengantri takjil ini justru membuat peserta merasa lebih terkesan dengan suasana kebersamaan saat berbuka puasa.
Setelah salat tarawih berjamaah, kegiatan malam kedua ditutup dengan musyahadatil aflam yang dipandu oleh Abi Rofi Darojat, Lc., M.H. mengenai 100 hari menjelang kematian. Tujuan dari acara ini adalah untuk mengenalkan kepada peserta bahwa akan ada kehidupan setelah kematian. Kehidupan tersebut sangat bergantung pada bagaimana amal kita selama hidup di dunia.
Kegiatan hari ketiga dibuka dengan kegiatan muhasabah atau renungan malam. Setelah dibangunkan dari tidur, peserta diminta untuk menyusuri rute yang ditandai dengan nyala lilin di sepanjang jalan untuk menuju Plaza Kafe. Seluruh peserta mengikuti kegiatan ini dengan khuyu’ dan sangat tersentuh. Semoga kegiatan muhasabah ini membuat peserta menyadari kesalahan yang dilakukan khususnya kepada orang tua dan guru sehingga dapat membuka lembaran hidup baru yang lebih baik. Setelah muhasabah, peserta melaksanakan salat tahajud dan sahur bersama.
Penutupan kegiatan Lailan bil Wahah 2018 dilakukan di Assalam Hall tepat pukul 05.30 pagi. Dalam kegiatan Ini abi Rofi Darojat, Lc., M.H. juga menyampaikan kekaguman terhadap seluruh peserta karena telah sangat disiplin dan tertib dalam mengikuti semua kegiatan. Beliau juga terkesan dengan penampilan da’i/da’iah yang luar biasa. Kemudian Abi Rofi Darojat, Lc., M.H berpesan agar tetap menjadikan Al-Qur’an sebagai teman untuk mengokohkan hati kita.
Dalam penutupan juga diumumkan pemenang LCT tahfidz dan lomba da’i/da’iah. Pemenang LCT adalah tim X IPA 2 putra (juara 3), tim X IPA 3 putri (juara 2), dan tim X IPA 3 putra (juara 1). Sedangkan lomba da’i/da’iah dimenangkan oleh Dillah Nur Azizah (X IPA 2) sebagai juara 3, Fikri Fadhilah Fahmi (X IPA 3) sebagai juara 2, dan M. Reinaldy Akuan (X IPS) sebagai juara pertama. Setelah itu, peserta juga dibuat semakin terkesan dengan pemutaran video dokumenter kegiatan lailan bil wahah 2018 dan menyanyikan lagu One Big Family bersama-sama.
Lailan bil wahah bukan sekedar kegiatan formalitas. Dalam kegiatan ini seluruh peserta benar-benar dinilai. Mereka pun akan diberi sertifikat yang menentukan apakah mereka lulus atau tidak dari kegiatan ini. Jika tidak lulus maka mereka harus mengulang pada tahun depan. Namun, alhamdulillah seluruh peserta mengikuti semua kegiatan dengan disiplin dan tertib sehingga semua lulus dengan baik.
Lailan bil wahah merupakan salah satu sarana siswa untuk belajar dan sekaligus mengaplikasikan NASEC (Nine Aspect of SGM Enriched Curriculum) baik bagi peserta kelas X maupun panitia OSIS dan ROHIS kelas XI. Aspek tersebut terdiri dari keislaman, karakter, softskill, lifeskill, bahasa, kewirausahaan, wawasan lingkungan, wawasan global, dan ICT. Semoga kegiatan ini akan semakin mengokohkan karakter siswa Global Madani sebagai insan islami cerada bermartabat.
Ditulis oleh : Endang Sriwahyuni, S.Pd.
Editor : Rofi Darojat, Lc., M.H.I.
Diupload oleh : M. Syaifudin, S.Kom.